
Sejarah Candi Borobudur
Candi Borobudur adalah salah satu candi peninggalan kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia, tepatnya dari Kerajaan Mataram Kuno pada kepemimpinan Dinasti Syailendra. Sejarah Candi Borobudur ini bermula dari proses pembangunannya yang diperkirakan mulai tahun 750 Masehi.
Yatno dalam Candi Borobudur Sebagai Fenomena Sakral Profan Agama dan Pariwisata Perspektif Strukturalisme Levi Strauss menyebutkan bahwa Candi Borobudur telah melalui berbagai tahap pemugaran untuk memperbaiki kerusakan.
Untuk mengetahui informasi lebih lanjut mengenai sejarah Candi Borobudur, simak selengkapnya dalam bacaan berikut ini.
Sejarah Candi Borobudur berawal dari pembangunannya yang dilakukan pada masa Dinasti Syailendra asal Kerajaan Mataram Kuno. Proses pembangunan tersebut berlangsung dari tahun 750 Masehi hingga 842 Masehi.
Tujuan pembangunan Candi Borobudur pada awalnya, yaitu memuliakan ajaran Buddha Mahayana. Sayangnya, pendiri Candi Borobudur belum diketahui dengan tepat. Meskipun begitu, seorang sejarawan bernama J.G. de Casparis menjelaskan jika Candi Borobudur didirikan oleh salah satu raja dari Dinasti Syailendra, yakni Raja Samaratungga. Dirinya memimpin kerajaan dari tahun 782 hingga 812 Masehi.
Namun, sumber sejarah lainnya menyebutkan jika pembangunan Candi Borobudur ini dilakukan di masa pemerintahan Raja Wisnu dari tahun 770 Masehi hingga 842 Masehi.
Candi Borobudur sempat terbengkalai sampai akhirnya ditemukan ulang oleh Sir Thomas Stamford Raffles sekitar tahun 1814. Penemuan Candi Borobudur ini didasarkan pada laporan di batu di bukit Desa Bumisegara, Magelang.
Pengelola Candi Borobudur buka suara soal harga tiket masuk Candi Borobudur atau harga tiket masuk Borobudur (tiket Borobudur) ditetapkan Rp750.000.
Struktur Bangunan Candi Borobudur
Candi Borobudur terdiri dari tiga bagian bangunan. Adapun struktur bangunan Candi Borobudur adalah:
- Kaki candi atau Kamadhatu. Bagian bawah dari Candi Borobudur tersebut menyimbolkan kehidupan manusia di dunia yang penuh nafsu, dosa, serta keburukan.
- Tubuh candi atau Rupadhatu. Bagian tengah Candi Borobudur ini menyimbolkan mengenai kehidupan manusia yang mulai terbebas hawa nafsu, tetapi masih mempunyai ikatan dengan duniawi.
- Atas candi atau Arupadhatu. Bagian atas dari Candi Borobudur tersebut menyimbolkan mengenai kehidupan manusia dalam spiritual tertinggi. Dalam hal ini, manusia telah terbebas dari urusan duniawi.
Sempat terbengkalai Masih dari sumber situs Cagar Budaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, ternyata Candi Borobudur pernah terbengkalai. Dugaan sementara sejumlah ahli, penyebab kompleks candi tersebut ditinggalkan adalah bencana Gunung Merapi meletus pada 1006. Namun, hasil penelitian geologi, vulkanologi, dan arkeologi belum dapat membuktikan letusan hebat tersebut.
Dugaan sementara sejumlah ahli, penyebab kompleks candi tersebut ditinggalkan adalah bencana Gunung Merapi meletus pada 1006. Namun, hasil penelitian geologi, vulkanologi, dan arkeologi belum dapat membuktikan letusan hebat tersebut.
Pada 1814, Candi Borobudur kembali ditemukan oleh Gubernur Jenderal Inggris Sir Thomas Stanford Raffles, seperti dikutip dari Balai Konservasi Borobudur. Raffles mendapatkan informasi bahwa di daerah Kedu ditemukan susunan batu bergambar.
Kemudian, ia mengutus seorang Belanda bernama Cornelius untuk memimpin pembersihan situs yang saat itu tertutup oleh tanah, semak belukar, dan pepohonan.
Pemugaran candi Kondisi Candi Borobudur pada saat ditemukan mulanya berbeda jauh dengan kondisi saat ini. Oleh sebab itu, situs tersebut mengalami beberapa kali pemugaran. Adapun, pemugaran besar-besaran Candi Borobudur tercatat sebanyak dua kali, berdasarkan informasi dari Balai Konservasi Borobudur. Pemugaran pertama pada 1907-1911, dilakukan sepenuhnya oleh pemerintah Hindia Belanda di bawah komando Van Erp. Pemerintah Hindia Belanda sepakat untuk menggelontorkan dana 48.000 gulden untuk pemugaran candi. Sedangkan, pemugaran kedua pada 1973 – 1983 dilakukan oleh Pemerintah Indonesia di bawah komando Soekmono.
Berdasarkan informasi dari situs Cagar Budaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, pada 1955 Pemerintah Indonesia mengajukan permintaan kepada UNESCO guna membantu menangani masalah Candi Borobudur. Setelah dilakukan serangkaian penelitian, tenaga ahli UNESCO mendiagnosa bahwa Candi Borobudur menderita penyakit kanker batu yang berpotensi menghancurkan batu-batu candi secara perlahan. Akhirnya, pada 1960, Borobudur dinyatakan dalam keadaan darurat, serta UNESCO terlibat lebih aktif dalam upaya pelestarian candi.
Pada 1971, dilakukan upaya penyelamatan Candi Borobudur secara besar-besaran, setelah UNESCO menyetujui pemberian bantuan pemugaran candi. Pada 23 Februari 1983, pemugaran Candi Borobudur dinyatakan selesai. Selanjutnya, Presiden Soeharto meresmikan pembukaan Candi Borobudur bagi masyarakat luas.
Menjadi Warisan Budaya Dunia UNESCO menetapkan Candi Borobudur sebagai Warisan Budaya Dunia. UNESCO memberi nama situs ini Borobudur Temple Compounds. Candi Borobudur ditetapkan sebagai Warisan Budaya Dunia bersama-sama dengan Candi Pawon dan Candi Mendut. Saat ini, Candi Borobudur masih kokoh berdiri, baik sebagai tempat wisata sejarah maupun tempat ibadah umat Buddha.
Written by ike marta dityas